Banyak hal yang berubah dalam hidup saya tahun ini. Saya adalah satu dari ribuan orang yang sangat optimis akan hidup saya. Saya tidak pernah gagal dan tidak boleh gagal. Saya selalu menganalisis masalah dari setiap sudut dan di saat itu juga saya akan mencari solusinya. Saya, wanita penuh optimisme, penuh mimpi dan rencana-rencana panjang akan masa depan itu akhirnya runtuh. Runtuh berkeping-keping hampir tak ada sisanya. Berserak kemana-mana sehingga untuk mengumpulkannya membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Beberapa bulan lalu, saya mendapat masalah besar dalam pekerjaan saya. Pekerjaan yang saya pilih dengan penuh perdebatan, pekerjaan yang saya pilih dan membuat saya membuang banyak opsi lain dalam hidup saya, pekerjaan yang saya banggakan dan saya yakini akan membuat saya sukses dengan karir di dunia consumer goods. Saya memang wanita penuh optimisme. Saya jarang sekali memikirkan kemungkinan gagal. Saya selalu yakin bahwa saya bisa. Tapi, kenyataan menampar saya keras-keras. Bos saya, sebut saja Mr. X, orang yang saya selalu hormati dan saya hargai setiap pendapatnya justru menjadi mimpi buruk saya berbulan-bulan. Semua usaha yang saya lakukan sia-sia sudah. Kalau bisa dibilang saya sudah bekerja 48 jam sehari dan usaha 110% dan saya berfikir “It’s Perfect!” . Tapi ternyata, optimisme tinggi saya hancur berantakan. Semuanya di luar perkiraan saya, 180% dunia saya terbalik. Saya merasa hancur dan tidak berdaya. Melihat dari semua kemungkinan dan potensi, saya yakin 100% saya tidak akan mungkin berada di posisi ini, melihat sekeliling, saya yakin tidak akan ada di posisi ini. Hanya gara-gara si Mr. X dan saya menjadi seperti ini.
Selama berbulan-bulan saya sulit menjadi diri saya lagi. Saya menjadi pemarah. Saya membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya menjadi manusia yang tidak pernah puas. Saya menjadi jahat. Saya benci setengah mati pada Mr. X dan bahkan melihat wajahnya saya menjadi mual setengah mati. Saya mengepalkan tangan erat-erat. Dan seumur hidup saya, saya belum pernah begitu pesimis akan hidup. Saya melihat kehidupan orang lain yang maju dan semakin baik, sementara saya bukannya maju atau mandeg, saya mundur! Betapa hebatnya efek Mr. X dalam hidup saya. Kalau ada memori yang ingin saya hapus, jelas ingatan tentang dia yang akan saya hapus pertama kali. Saya belum pernah membenci orang, begitu tidak hormat dengan seseorang seperti saya tidak hormat padanya. Saya tidak bisa melihat alasan rasional kenapa dia menjatuhkan saya. Saya tidak bisa melihat alasannya, begitupun orang lain yang tahu kisahnya. Saya sedih setengah mati. Saya malu, saya tidak tahu harus melakukan apa lagi.
Mungkin benar kata orang, hidup itu seperti roda, kadang di atas dan bisa jadi terbalik 180% menjadi di bawah. Dan ya, saya mengalaminya saat ini. Hampir bersamaan dengan kejadian itu saya mendapati saya mendapatkan banyak kejadian buruk dalam hidup saya; ban mobil saya pecah berkali-kali, tas saya dicuri orang dan kaca mobil dipecah, nenek saya tersayang sakit keras dan meninggal, hubungan sosial saya rusak dan hampir tidak bisa diperbaiki lagi, saya terkena tifus selama berminggu-minggu. Begitu banyak hal buruk terjadi dalam hidup saya di bulan-bulan lalu. Saya merasa terpuruk dan semakin pesimis. Saya sadar bahwa hidup itu tidak selamanya indah, di sinilah saya mulai bisa menerima kejadian buruk apapun. Saya siap Allah menerima apapun dariMu, baik ataupun buruk. Saya tahu ini merupakan bagian ujian dari Allah untuk membuat saya kuat di tempat yang lemah. Saya dengan terbuka menerima semua kejadian. Saya mulai ikhlas menerima apapun yang Allah tuliskan untuk saya. Bahwa tidak semua hal yang saya rencanakan dengan matang bisa saya dapatkan, bahwa terkadang ada hal-hal di luar kuasa kita yang menjadi kehendakNya dan saya yakin itu semua hanya untuk kebaikan kita.
Saat ini saya sadar bahwa kehidupan itu tidak selalu buruk dan ini saatnya bagi saya untuk tidak melihat ke belakang. Saatnya bagi saya untuk maju lagi, menjadi saya yang optimis lagi. Melihat semua kemungkinan akan bisa saya raih. Menghilangkan semua kebencian saya dan ikhlas, semata-mata ini semua kehendak Allah. Tuhan berusaha menguji kita di saat kita takabur akan apa yang kita punya, kita sombong akan apa yang kita miliki dan orang lain tidak, saat kita terlalu yakin akan kemampuan kita dan menisbikan Tuhan. Saat ini saya memutuskan sebuah perubahan besar akan apa yang akan saya perbuat. Akan apa yang saya fikirkan. Saya akan fokus pada langkah-langkah masa depan saya. Saya menata kembali bata yang terserak dan mengumpulkan kembali rasa optimis itu. Saya yakin saya bisa dan dengan bantuan Allah, insya Allah, saya bisa meraih apa yang saya cita-citakan karena toh banyak sekali hal baik yang lupa saya syukuri pada Allah.
Walaupun banyak hal buruk terjadi dalam pekerjaan saya dan saya dengan sangat menyesalkan semua yang terjadi, tapi saya sekarang menikmati apa yang saya lakukan dalam pekerjaan saya. Saya bisa melakukan hal yang saya suka, bekerja sama dengan orang-orang yang baik, bisa jalan-jalan ke banyak tempat dan membuka wawasan saya dan toh, gaji saya walaupun tidak terlalu besar namun sangat cukup untuk kebutuhan saya sehari-hari. Saya sangat bersyukur akan itu.
Sekarang saya menata langkah baru, menjadi manusia yang lebih optimis dan bersyukur, saya menata langkah saya ke depan untuk mencapapai apa yang saya cita-citakan. Allah benar-benar menguji kita di tempat kita lemah dan kelemahan saya adalah takabur. Saya dibuatNya tidak bisa lagi takabur akan hidup saya. Saya dimintaNya melihat ke bawah dan menjadi orang yang humble. Dengan lapang dada saya akan menjadi manusia yang lebih baik dan berguna. Sudah selesai bagi saya iri kepada orang lain karena saya yakin, Tuhan menguji kita dalam tataran yang berbeda dan ujian berat yang sekarang saya alami adalah sebuah tanda saya akan naik kelas menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Amin.

Leave a comment