Alhamdulillah,
Beberapa hari yang lalu saya tiba dengan selamat di Irlandia setelah perjalanan 16,5 jam dengan pesawat dan dilanjutkan dengan 3 jam naik bus menuju kota kecil bernama Limerick. FYI, ini adalah pengalaman pertama saya menginjakkan kaki di Eropa jadi maklum lah sedikit kaget dengan culture-nya termasuk ketika harus menyesuaikan diri dengan time zone dan jetlag. Beda 6 jam dengan kota asal saya, Yogyakarta di Indonesia, lumayan membuat badan kurang fit di awal datang termasuk perasaan ‘pengen tidur terus-terusan’. Untung saja hanya berlangsung sekitar 1 minggu dan saya sudah sedikit bisa beradaptasi. Beberapa teman yang lain justru lebih lama dalam penyesuaian termasuk merasakan super headache selama beberapa minggu.
Dengan jumlah penduduk hanya sekitar 100.000 orang (hampir sama dengan jumlah penduduk satu kecamatan saya yang berkisar di angka 70.000), Limerick memiliki pemandangan yang sungguh menenangkan, sepanjang perjalanan saya disuguhi ladang hijau termasuk sapi ternak yang jumlahnya ratusan. Kotanya pun sangat rapi, seperti layaknya kota-kota di Eropa, Limerick juga memiliki tata kota yang baik dan juga sarana memadai untuk pejalan kaki dan juga pesepeda. Sesuatu yang sulit kita temukan di Indonesia dimana mobil, bus, becak dan sepeda motor berebutan jalan tanpa mau mengalah. Saya yang sudah lama sekali absen bersepeda akhirnya menikmati kembali mengayuh sepeda setiap hari. Tidak hanya sehat tapi jauh lebih murah dari pada naik bus kemana-mana yang membuat saya harus merogoh kocek 1,70 Euros sekali naik. Uang segitu udah bisa buat makan enak di rumah makan padang *nyaamm,,,nyaammm..*
Pusat perkotaan atau disebut juga city centre cukup rapi. Tidak ada pedagang kaki lima (ya iyalah) dan papan iklan berjejer tertib. Para shopper pun nampak asyik berbelanja dan beberapa sambil mendorong stroller bayi dengan nyaman. Bayi-bayi usia beberapa minggu sudah diajak keluar menghadapi dinginnya cuaca di Limerick yang saat ini berkisar antara 12-17 derajat celcius. Kalau di Jawa sudah pasti dimaki orang kalau membawa bayi merah jalan2 keluar rumah di tengah cuaca dingin. Paling banter dijemur di depan rumah, ya khan?
Saya akan mengambil Master Exchange Study di Kemmy Business School, University of Limerick selama 1 semester dengan beasiswa dari European Union yang dikenal juga sebagai Erasmus+. Pengalaman yang saya harap bisa memberikan manfaat untuk saya, tidak hanya pengalaman dalam belajar namun juga pengalaman hidup. Tinggal jauh dari keluarga bukan hal yang baru bagi saya. Selama masih lajang saya merantau ke ibukota Jakarta dan merasa cukup nyaman tinggal di sepetak kamar kos-kosan di Karet Kuningan. Namun ternyata ‘ngekos’ ketika lajang dan ketika sudah beranak jauh sekali berbeda.
Baru juga seminggu tapi namanya juga seorang ibu, saya hampir tidak pernah meninggalkan anak-anak saya. Paling lama hanya semalam itupun karena saya harus mengurus visa ke Jakarta. That’s it! Anak sayaย yang paling besar berusia 2 tahun lagi pinter-pinternya ngomong, mengenali angka dan hobi menyanyi. Saya usahakan setiap malam menelfon sebelum dia tidur dan biasanya dia akan menyanyi beberapa lagu sambil berjoged-joged. Sedangkan yang kecil barus saja sukses belajar minum susu formula dari botol karena sebelumnya selalu lengket dengan saya. How I miss them soo bad! Bersyukur sekali punya suami dan keluarga yang mendukung saya untuk studi. Semoga memberikan berkah ke depan untuk keluarga kecil saya.
Dalam postingan selanjutnya saya akan berbagi cerita mengenai drama visa Irlandia ๐
Cheers,
Ina







Leave a reply to herashinysmile Cancel reply